Tema : cinta bertepuk sebelah tangan
CINTA TAK BERAKHIR INDAH
Waktu menunjukkan pukul 7.00 WIB, semua murid-murid SMAN 8 JAKARTA sudah masuk dengan tepat waktu, namun Stella tertahan di ruang tatib. Mendapat sanksi dan nasehat guru. ''aduh, hari ini sial banget sih gue'' kata Stella dalam hati. Setelah membayar lunas semua sanksi dia pun beranjak berjalan ke kelas dengan wajah yang suram. ''ehh elo telat lagi ya,Stell?'' tanya Sesa sahabat Stella. '' iya, aduh hari ini gue sial banget. Tadi di jalan gue kena macet panjang banget, akhirnya gue naik ojek deh'' jawab Stella.
Stella dan Sesa berjalan menuju kantin sekolah yang tidak jauh dari kelas mereka. '' eh Stell ada anak baru tuh kayaknya.'' kata Sesa. ''hmmm, mana-mana?'' jawab Stella dengan rasa penasaran. ''itu-itu di depan ruang guru.'' tunjuk Sesa. ''oh iya bener loe, cakep juga tuh anak'' celetuk Stella. Mereka melanjutkan makannya di kantin di sertai bercanda khas mereka.
Bel pulang sekolah berdering membuyarkan lamunan Stella yang sedang duduk tanpa mendengarkan rumus-rumus kimia yang di jelaskan guru. Stella berkemas untuk siap pulang. Dia keluar dengan terburu-buru karena mang Ujang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Tiba- tiba GUBRAAAAKKKK!!! ada seorang yang menabraknya. ''aduh, sapa sih ini? '' dalam hati Stella. ''ehh kamu gak apa-apa kan???'' jawab seorang cowok berperawakan tinggi, putih. ''oh iya gak apa-apa kok.'' jawab Stella. '' maaf yaa.'' ucap cowok itu. '' iya.'' jawab Stella singkat. '' siapa yaa cowok itu, cakep banget. Hmmm bukannya dia cowok yang tadi gue liat sama Sesa di depan ruang guru yaa.. waah ganteeng.'' batin Stella.
Stella masih saja memikirkan cowok yang menabrak dia tadi siang. Ke esokkan harinya Stella semangat untuk pergi ke sekolah. ''mah pah, Stella berangkat dulu yaa.'' ijin Stella. ''tumben Stell jam segini dah siap, ada emangnya?'' tanya papah Stella. ''mau menyalin tugas, pah.'' jawab Stella asal. ''dasar Stella, yasuda hati-hati'' jawab papah Stella.
Sesampainya Stella di sekolah, ia langsung bertanya pada Sesa. ''cowok itu ganteng banget, Ses.'' kata Stella. ''maksud elo,Stell??? anak baru yang kemarin itu??'' jawab Sesa dengan setengah curiga. ''iya bener.'' kata Stella. Stella menceritakan semua kejadian saat pulang sekolah dengan panjang lebar. Bel istirahat berdering, mereka berniat untuk ke kelas cowok itu mencari tahu tentang cowok baru itu. Stella dan Sesa sudah mengetahui nama cowok iti, namanya adalah Vanno. Vanno mutasi dari SMAN 20 Bandung. Mereka puas mendapat informasi dari salah satu temannya yang saat ini satu kelas dengan Vanno. ''ehh gue suka sama tuh cowok.'' ucap Stella. ''yakin loe suka sama dia?? loe cinta sama dia???'' tanya Sesa ragu.
''sepertinya begitu.'' jawab Stella santai.
Hari demi hari berlalu, Vanno dan Stella sudah mulai dekat layaknya remaja yang sedang PeDeKaTe. Stella mengetahui semua tentang Vanno. Stella benar-benar jatuh cinta pada Vanno. Stella menceritakan semua perasaannya kepada Sesa. ''elo yakin mau nyatain semua ini ke Vanno, Stel??'' tanya Sesa. ''gue yakin banget, Ses. Doain gue ya.'' jawab Stella dengan yakin. '' apa gak terlalu cepat. Lebih baik elo mikir-mikir dulu deh, Stel.'' nasehat Sesa. ''keputusan gue udah bulat, Ses.'' jawab Stella. ''oke deh, terserah loe.'' jawab Sesa pasrah.
Stella menunggu Vanno di taman sekolah dengan cemas dan deg degan. Vanno datang dengan membawa senyumannya yang membuat Stella semakin percaya diri. ''hmm Vanno gue mau ngomong sesuatu sama elo, tapi gue harap elo gak marah ya.'' pinta Stella. ''iya, elo mau ngomong apa, Stell?? silahkan, gue pasti dengerin elo kok.'' jawabVanno dengan lembut. ''selama ini gue memendan rasa ke elo,Van. elo baik, elo perhatian ke gue, dan itu semua membuat gue suka sama elo. Gue jatuh cinta sama elo,Van.'' jelas Stella. ''haaaa.... elo suka sama gue,Stell??'' jawab Vanno dengan kaget. ''iya Van.'' jawab Stella. ''hmm sebelumnya gue ucapin makasih ke elo Stel. Gue salut sama elo, elo udah berani ungkapin perasaan elo yang sebenarnya ke gue. Tapi maaf Stell gue selama ini anggap elo cuma sebagai sahabat gue. Gue udah punya pacar Stell. Dia sekarang di Bandung, teman gue di sekolah gue yang dulu. Bukan maksud gue nyakitin elo, tapi gue cinta banget sama cewek gue, gue gak mau nyakitin dia. Sekali lagi maaf ya Stell. Gue sayang sama elo tapi sebagai sahabat gue.'' jawab Vanno panjang dan lebar. Stella tertohok mendengar semua penjelasan Vanno yang sangat melukai hati Stella. Ia pun segera pulang untuk menemui Sesa sang sahabat yang selalu setia mendengar semua curhatan Stella. ''udah elo jangan nangis kayak gitu dong, itu udah resiko Stell, elo harus bisa terima dong. Vanno bener Stell. Dia setia sama ceweknya, dia mengakui keberadaan ceweknya.gak semua cinta itu berakhir indah Stell. Elo ingat itu.'' hibur Sesa.
Stella sudah melupakan semua yang telah terjadi, ia ikhlas merelakan cinta itu terbang dengan bebas ke langit. Stella mengerti tidak semua cinta berakhir indah dan tidak semudah itu mencintai seseorang yang baru kita kenal.